Oleh: Ustad Sonin
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا
بَعْدُ؛
فَيَا
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Marilah kita selalu mengulangi ucapan rasa
syukur kepada Allah karena nikmat-nikmat-Nya yang telah tercurahkan kepada kita
semua sehingga kesehatan jasmani dan rohani masih menghiasi kita. Semoga rasa
syukur yang kita panjatkan ini, menjadi kunci lebih terbukanya pintu-pintu
karunia-Nya. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذۡ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٞ ٧
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".
(Q.S:
Ibrahim: 7)
Kami peringatkan juga para jamaah dan diri
ini agar senantiasa menjaga ketaqwaan, yakni dengan mengerjakan apa yang
diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Swt, tentunya denga
cara menauladani Rasulullah SAW.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Bukti bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amalan
Ulama hadits terkemuka, yakni Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qoblal Qouli
Wal ‘Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)” Perkataan ini merupakan
kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala,
فَٱعۡلَمۡ
أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan)
selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad [47]: 19)
Dalam ayat ini, Allah memulai dengan “ketahuilah” lalu mengatakan ”mohonlah
ampun”. Ketahuilah yang dimaksudkan adalah perintah untuk berilmu
terlebih dahulu, sebab untuk mengetahui harus dengan ilmu. Sedangkan
“mohonlah ampun” adalah amalan. Ini pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu
sebelum amal perbuatan.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Keutamaan ilmu syar’i yang luar biasa
Pertama, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan
di dunia
Allah Ta’ala berfirman,
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS
Al Mujadalah: 11)
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Kedua, seorang yang
berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan
dunia meraka.
Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal
bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 nyawa.
Kemudian dia ingin bertaubat dan dia bertanya siapakah di antara penduduk bumi
yang paling berilmu, maka ditunjukkan kepadanya seorang ahli ibadah. Kemudian
dia bertanya kepada si ahli ibadah, apakah ada taubat untuknya. Ahli ibadah
menganggap bahwa dosanya sudah sangat besar sehingga dia mengatakan bahwa tidak
ada pintu taubat bagi si pembunuh 99 nyawa. Maka dibunuhlah ahli ibadah sehigga
genap 100 orang yang telah dibunuh oleh laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Akhirnya dia masih ingin bertaubat lagi,
kemudian dia bertanya siapakah orang yang paling berilmu, lalu ditunjukkan
kepada seorang ulama. Dia bertanya kepada ulama tersebut, “Apakah masih ada
pintu taubat untukku.” Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih ada pintu
taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat.
Kemudian ulama tersebut menunjukkan kepadanya agar berpindah ke sebuah negeri
yang penduduknya merupakan orang shaleh, karena kampungnya merupakan kampung
yang dia tinggal sekarang adalah kampung yang penuh kerusakan. Oleh karena itu,
dia pun keluar meninggalkan kampung halamannya. Di tengah jalan sebelum sampai
ke negeri yang dituju, dia sudah dijemput kematian. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kisah ini merupakan kisah yang sangat masyhur. Lihatlah perbedaan ahli ibadah
dan ahli ilmu.
Ketiga, ilmu adalah
warisan para Nabi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka
hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka dia telah
memperoleh keberuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi, Syaikh Al Albani
dalam Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa
hadits ini shohih)
Keempat, orang yang
berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka
Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Ilmu yang wajib dipelajari lebih dahulu
Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia
adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu, adapun ketika amalan
tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib untuk dipelajari.
Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat, mengenai keimanan
adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu
ini adalah dasar yang harus diketahui.
Kemudian ilmu mengenai shalat, hal-hal
yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu
berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu
tentang mualamalah dan seterusnya.
Contohnya seseorang yang saat ini belum
mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini.
Akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, ia wajib mengetahui ilmu tentang
haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid,
tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari karena setiap amalan
yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat. Kalau niatnya dalam melakukan
ibadah karena Allah maka itulah amalan yang benar. Adapun kalau niatnya karena
selain Allah maka itu adalah amalan syirik. Ini semua jika dilatarbelakangi
dengan aqidah dan tauhid yang benar.
Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Marilah kita awali setiap keyakinan dan
amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak terjerumus dalam ibadah
yang tidak ada tuntunan. Ingatlah bahwa suatu amalan yang dibangun tanpa dasar
ilmu malah akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan.
Semoga Allah senantiasa memberi kita taufik agar setiap amalan kita menjadi
benar karena telah diawali dengan ilmu terdahulu. Semoga Allah memberikan kita
ilmu yang bermanfaat, amal yang sholeh yang diterima, dan rizki yang thoyib.
Amin yarobbal alamin...
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيْمُ