Selasa, 08 Mei 2018

HIKMAH ISTIGHFAR

HIKMAH ISTIGHFAR

Dahulu di kota Baghdad, ada seorang ulama besar yang sudah tua.
Pada suatu ketika entah mengapa sang ulama ini tiba-tiba ingin sekali pergi ke kota Basrah - padahal beliau tidak punya keperluan serta tujuan apapun disana, namun keinginan itu semakin kuat - maka pergilah ulama tadi ke Basrah tanpa sebuah tujuan yang pasti.
Dalam hati sang ulamapun bertanya :
"ada hikmah apa dari Allah dibalik keinginan yang mencuat dalam hati..."
Maka pergilah ulama tadi ke kota Basrah, sampai dikota itu menjelang sholat isya'. Akhirnya beliau ikut sholat jama'ah dimasjid, saat jama'ah semua pulang, ulama ini mau tidur didalam masjid, namun takmir masjid itu dengan kasar mengusir sang ulama yang menjawab :
"saya ini seorang musafir yang ingin beristirahat..."
Si takmir yang tidak tahu berhadapan dengan siapa, dengan tidak peduli menarik ulama itu keluar dari masjid dan mengunci pintunya. Akhirnya sang ulama itu hendak tidur di serambi namun tetap ditarik dan diusirnya keluar dari halaman masjid.
Maka dengan gontai ulama tadi berjalan di jalanan depan masjid. Tepat didepan masjid ada penjual roti yang melihat kejadian tsb dan menawarkan ulama itu untuk tidur diwarungnya yang sempit.
Maka ulama itu masuk diwarungnya dan duduk dibelakang penjual roti sambil mengamati orang itu memasak.
Penjual roti ini punya prilaku diluar kebiasaan orang kebanyakan.
Jika tidak diajak bicara dia tidak bicara, namun selalu membaca Istighfar ketika membikin adonan.
Saat memecah telur orang ini membaca Istighfar, saat memberi garam membaca Istighfar, menuang gandum membaca Istighfar, mengaduk adonan membaca istighfar. Sebuah amaliah yang sangat istimewa.
Maka bertanya sang ulama padanya :
"Sudah berapa lama kamu membaca Istighfar dalam segala perbuatanmu?..."
Penjual roti itupun menjawab :
"Sudah lumayan lama , kurang lebih 30 tahun, saya lakukan semenjak berjualan roti..."
Maka ulama itu bertanya :
" Apa hasil dari perbuatanmu itu?..."
Penjual roti itupun menjawab :
"Dengan perantaraan Istighfar
Tidak ada hajat saya yang saya minta kecuali dikabulkan Allah, apa yang saya inginkan selalu diwujudkan oleh Allah.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
Siapa yang menjaga Istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan memberi rezeki dari jalan yang tidak dia sangka dan duga.."
Orang itu menarik nafas dan melanjutkan omongannya :
"Semua keinginanku dikabulkan oleh Allah kecuali satu, masih satu yang belum dikabulkan Allah padaku......"
Dengan rasa ingin tahu, ulama itu bertanya :
"apa itu?..."
Penjual roti itupun berkata :
"Saya memohon dan meminta kepada Allah agar saya dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hambal.."
Ketika itu sang ulamapun berteriak.....
"Allahu Akbar....!!!!
Allah menjalankan aku dari jauh, dari Baghdad menuju Basrah, sampai Basrah ditarik-tarik disuruh keluar dari masjid, diusir sampai jalan, ternyata karena Istighfarmu"
Mendengar ucapan itu penjual roti terperanjat langsung berbalik menciumi tangan dan memeluk tubuh Imam Hambali yang didatangkan Allah diwarungnya.

Post by' fb_Mochammad Alfathyr


FHADHOILUL 'AMAL FI SYAHRI ROMADHON

FHADHOILUL 'AMAL FI SYAHRI ROMADHON

HIKMAH SHALAT TARAWIH MALAM KE 1 - 30 RAMADHAN
Dari Ali bin Abi Thalib berkata: “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang keutamaan (shalat) Tarawih di bulan Ramadhan lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi was Sallam bersabda:
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 1 :
Dosa-dosa orang yang beriman keluar darinya pada malam pertama seperti hari dilahirkan ibunya.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 2 :
Dirinya diampuni juga (dosa) kedua orang tuannya jika keduanya beriman.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 3 :
Malaikat memanggil dari bawah ‘Arsy : "mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang lalu!"
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 4 :
Baginya pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al Furqan (Al Qur’an).
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 5 :
Allah memberinya pahala seperti orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjid Aqsha.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 6 :
Allah memberinya pahala seperti orang yang melakukan thawaf mengelilingi Baitul Makmur dan bebatuan pun memohonkan ampunan baginya.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 7 :
Seakan-akan dia bertemu Musa as dan kemenangannya atas firaun dan Haman.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 8 :
Allah memberikan kepadanya seperti apa yang telah diberikan-Nya kepada Ibrahim ‘Alaihis Salam.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 9 :
Seakan-akan dia beribadah kepada Allah seperti ibadahnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 10 :
Allah memberikan rezeki kepadanya kebaikan dunia dan akhirat.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 11 :
Dirinya keluar dari dunia seperti hari kelahirannya dari rahim ibunya.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 12 :
Pada hari kiamat dirinya akan dating seperti bulan di malam purnama.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 13 :
Pada hari kiamat dia akan datang dengan keamanan dari segala keburukan.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 14 :
Malaikat datang untuk menyaksikannya shalat taraweh dan kelak Allah tidak akan menghisabnya pada hari kiamat.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 15 :
Para malaikat dan para malaikat pembawa Arsy dan kursi bershalawat kepadanya.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 16 :
Allah Subhanahu wa Ta’ala menetapkan baginya kebebasan dari api neraka dan dimasukan ke surga.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 17 :
Diberikan pahala seperti pahala para Nabi.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 18 :
Para malaikat memanggil, "Wahai Abdullah, sesungguhnya Allah telah meridhaimu dan meridhai kedua orang tuamu."
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 19 :
Allah mengangkat derajatnya di surge Firdaus.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 20 :
Dia diberikan pahala para syuhada dan orang-orang shaleh.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 21 :
Allah membangunkan baginya sebuah rumah dari cahaya di surga.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 22 :
Pada hari kiamat ia akan datang dengan rasa aman dari semua kesulitan dan kecemasan.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 23 :
Allah membangun baginya sebuah kota di surga.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 24 :
Dikatakan kepadanya, ‘Ada 24 doa yang dikabulkan.’
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 25 :
Allah mengangkat siksa kubur darinya.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 26 :
Allah mengangkatnya seperti pahala 40 ulama.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 27 :
Pada hari kiamat ia akan melintasi Shirathul Mustaqim bagai kilat yang menyambar.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 28 :
Allah mengangkatnya 1000 derajat di surga.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 29 :
Allah memberikan ganjaran baginya 1000 hujjah (argumentasi) yang dapat diterima.
HIKMAH TARAWIH MALAM ke 30 :
SWT berfirman : "Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam surga dan mandilah engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku tuhanmu dan engkau hamba-Ku."
(Dalam kitab Durrotun Nasihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi)
sumber : fb_
Mochammad Alfathyr

Jumat, 02 Maret 2018

BERSABAR DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullahu

Bertakwalah kepada Allah SWT dengan takwa yang sebenarnya. Yang berarti menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya sesuai dengan kemampuan, dan menjauhi semua larangnya-Nya. Dengan takwa, nikmat akan senantiasa bertambah, kesengsaraan akan sirna, kesulitan akan dimudahkan jalan keluarnya, Rezeki akan datang dari arah yang tiada disangka-sangka. Dengan takwa, semua urusan akan terasa mudah, pahala akan dilipatgandakan, dan dosa-dosa akan dihapuskan. Allah SWT berfirman dalam surat ath-Thalaq ayat 2, 3, 4 dan 5.

 Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya Rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.“
Artinya: “Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
Artinya: “barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. “
Kaum Muslimin yang berbahagia,

Ketahuilah, semua yang terjadi di alam ini telah ada ketetapannya. Tidak ada satu perkara pun yang bergeser dan menyimpang dari apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Allah telah menetapkan takdir seluruh makhluk, semenjak lima puluh Ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah telah menetapkan takdir seluruh makhluk lima puluh Ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. (Hr. Muslim)

Kemudian, sebagaimana yang kita Rasakan, manusia hidup di dunia ini, tak pernah lepas dari kesusahan, kesengsaraan dan kesedihan. Ini semua merupakan ujian yang selalu datang silih berganti. Allah SWTberfirman:

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah/2: 155).
Hikmah yang bisa diambil dengan adanya berbagai cobaan ini, ialah untuk membedakan antara orang yang benar dan orang yang dusta dalam pengakuannya terhadap keimanan kepada Allah. Allah berfirman:
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut /29:2-3).
Begitu pula dengan seorang mukmin. Dia pun mendapatkan ujian, dan tidak lain kecuali sebagai tarbiyah, bukan sebagai siksa. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ujian, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Artinya: “Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al A’raf /7: 168).
Sesuatu yang kita benci terkadang membawa kebaikan, dan sesuatu yang kita sukai terkadang berujung dengan kesengsaraan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya.
Artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;” (QS. Al Baqarah/2: 216)
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Setelah memahami, bahwa dunia ini penuh ujian, maka marilah kita mempersiapkan diri sebelum cobaan itu benar-benar datang. Yaitu dengan mempertebal keimanan kepada Allah. Sehingga saat menghadapi cobaan, kita tidak berkeluh-kesah, dan semua akan terasa Ringan. Kita harus yakin, ujian atau musibah itu pasti ada akhirnya. Jangan sampai musibah tersebut membuat kita menjadi gelap mata, sehingga mulut mengeluarkan perkataan yang dapat membinasakan. Atau jangan sampai perbuatan kita membuat diri menjadi binasa. Ringankanlah setiap beban dengan selalu mengingat pahala dan Ridha yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ingatlah orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah, ia dijanjikan oleh Allah dengan pahala yang besar, bahkan akan dilipatgandakan dengan yang lebih besar lagi. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Artinya: “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka,” (QS. Al Qashash/28: 54).
Wahai kaum Muslimin,
Dengan cobaan ini pun, derajat seseorang akan terangkat. Pahalanya akan ditambah, dan dosa-dosanya akan dihapuskan. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang orang yang paling berat cobaannya. Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
Para nabi, kemudian orang yang terbaik lalu yang baik. Seseorang akan diberi cobaan sesuai dengan (kadar) dinnya (agamanya). Jika agamanya kuat, maka cobaan aka berat. Namun bila agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai dengan dinnya. Cobaan itu akan senantiasa ada pada diri seseorang mukmin, sehingga dirinya dibiarkan berjalan di muka bumi dengan tidak memiliki dosa.” (Hr. at Tirmidzi: 8/417)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
[Khutbah Kedua]
اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيّ الصّالِحِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ اْلأنَبِْيَاءِ وَاْلمُرْسَلْيْنَ، اَلّلهُمّ صَلّ عَلى مُحَمّد وَعَلى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلّيْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:
Jama’ah Jum’at Rahimani wa Rahimakumullah,

Jika kita ditimpa cobaan, maka tetaplah bersabar. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Semua cobaan pasti ada akhirnya, dan pasti ada jalan keluarnya. Putus asa bukanlah sifat seorang mukmin. Kenapa kita harus meratapi satu atau dua cobaan, kemudian melalaikan nikmat-nikmat Allah lainnya yang begitu banyak jumlahnya? Cobalah hitung, berapa banyak nikmat yang telah kita peroleh, sejak kita dilahirkan sampai sekarang ini? Dengan selalu berdo’a, Allah pasti mendengar dan pasti akan mengabulkan permintaan kita, yaitu dengan meringankan atau menghilangkan cobaan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya: “Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al An’am/ 6:17).

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Akhirnya, marilah kita Renungkan perkataan Nabi Dawud bin Sulaiman. Beliau berkata, “Yang menjadi dasar ketakwaan seseorang ada tiga, (1) memperbagus tawakkal terhadap apa yang belum didapat, (2) memperbagus Ridha dari apa yang telah didapat, dan (3) memperbagus sabar dari apa yang terlewatkan.” 

Wallahu a’lam bish-Shawab.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
oleh: Ustadz Abu Ziyad Agus Santoso
- SEMOGA BERMANFAAT

Sumber: http://trendmuslim.com/khutbah-jumat-sabar-menghadapi-cobaan/

Jumat, 09 Februari 2018

BERILMU SEBELUM BERAMAL


Oleh: Ustad Sonin

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
 فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;

Marilah kita selalu mengulangi ucapan rasa syukur kepada Allah karena nikmat-nikmat-Nya yang telah tercurahkan kepada kita semua sehingga kesehatan jasmani dan rohani masih menghiasi kita. Semoga rasa syukur yang kita panjatkan ini, menjadi kunci lebih terbukanya pintu-pintu karunia-Nya. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ ٧
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Q.S: Ibrahim: 7)

Kami peringatkan juga para jamaah dan diri ini agar senantiasa menjaga ketaqwaan, yakni dengan mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah Swt, tentunya denga cara menauladani Rasulullah SAW.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;

Bukti bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amalan

Ulama hadits terkemuka, yakni Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)” Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala,
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad [47]: 19)
Dalam ayat ini, Allah memulai dengan “ketahuilah” lalu mengatakan ”mohonlah ampun”. Ketahuilah yang dimaksudkan adalah perintah untuk berilmu  terlebih dahulu, sebab untuk mengetahui harus dengan ilmu. Sedangkan “mohonlah ampun” adalah amalan. Ini pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu sebelum amal perbuatan.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;

Keutamaan ilmu syar’i yang luar biasa

Pertama, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan di dunia
Allah Ta’ala berfirman,

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ  

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;

Kedua, seorang yang berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan dunia meraka.

Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 nyawa. Kemudian dia ingin bertaubat dan dia bertanya siapakah di antara penduduk bumi yang paling berilmu, maka ditunjukkan kepadanya seorang ahli ibadah. Kemudian dia bertanya kepada si ahli ibadah, apakah ada taubat untuknya. Ahli ibadah menganggap bahwa dosanya sudah sangat besar sehingga dia mengatakan bahwa tidak ada pintu taubat bagi si pembunuh 99 nyawa. Maka dibunuhlah ahli ibadah sehigga genap 100 orang yang telah dibunuh oleh laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Akhirnya dia masih ingin bertaubat lagi, kemudian dia bertanya siapakah orang yang paling berilmu, lalu ditunjukkan kepada seorang ulama. Dia bertanya kepada ulama tersebut, “Apakah masih ada pintu taubat untukku.” Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih ada pintu taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat. Kemudian ulama tersebut menunjukkan kepadanya agar berpindah ke sebuah negeri yang penduduknya merupakan orang shaleh, karena kampungnya merupakan kampung yang dia tinggal sekarang adalah kampung yang penuh kerusakan. Oleh karena itu, dia pun keluar meninggalkan kampung halamannya. Di tengah jalan sebelum sampai ke negeri yang dituju, dia sudah dijemput kematian. (HR. Bukhari dan Muslim). Kisah ini merupakan kisah yang sangat masyhur. Lihatlah perbedaan ahli ibadah dan ahli ilmu.

Ketiga, ilmu adalah warisan para Nabi

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi, Syaikh Al Albani dalam  Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Keempat, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;

Ilmu yang wajib dipelajari lebih dahulu

Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat, mengenai keimanan adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.
Kemudian ilmu mengenai shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.
Contohnya seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini. Akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, ia wajib mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat. Kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka itulah amalan yang benar. Adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu adalah amalan syirik. Ini semua jika dilatarbelakangi dengan aqidah dan tauhid yang benar.

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah;
Marilah kita awali setiap keyakinan dan amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak terjerumus dalam ibadah yang tidak ada tuntunan. Ingatlah bahwa suatu amalan yang dibangun tanpa dasar ilmu malah akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan.
Semoga Allah senantiasa memberi kita taufik agar setiap amalan kita menjadi benar karena telah diawali dengan ilmu terdahulu. Semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat, amal yang sholeh yang diterima, dan rizki yang thoyib. Amin yarobbal alamin...
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ

Kamis, 18 Januari 2018

ATURAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN PTK

ATURAN DAN SISTEMATIKA PENULISAN PTK [1]
Diperbarui oleh : Ahmad Kadafi

A. ATURAN DAN KETENTUAN DALAM PENULISAN PTK
Ketentuan umum dalam pembuatan PTK adalah sebagai berikut:[2]
1.    Format Pengetikan
Laporan diketik dengan mengikuti aturan sebagai berikut:
1.    Ukuran Kertas : A4
2.    Ukuran Huruf : 12
3.    Jenis huruf : Times News Roman
4.    Spasi : 1,5 (align text Justify/rata kiri dan kanan)
5.    Marjin atas dan kiri 4 cm, sedangkan marjin bawah dan kanan 3 cm.
6.    Substansi laporan
Beberapa yang harus diperhatikan dalam dari substansi laporan PTK diantaranya adalah 1) Orsinalitas yaitu laporan merupakan karya sendiri bukan jiplakan atau photocopy dari karya orang lain. 2) Konsistensi yaitu laporan memiliki benang merah yang menjiwai dan mengikat antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga memiliki alur yang runtut dan konsisten dengan masalah penelitian yang dibahas. 3) Signifikansi yaitu laporan secara jelas mencerminkan Upaya peningkatan penguasaan  terhadap penelitian PTK yang sedang ditempuh. 4) Akurasi yaitu laporan menyajikan secara akurat data dan fakta yang nyata tanpa rekayasa dan atau modifikasi. 5) Bahasa. Beberapa hal yang perlu diperhatiakan dalam penggunaan bahasa dalam pembuatan PTK adalah sebagai berikut: Laporan ditulis dalam bahasa Indonesia yang resmi baik dan benar, Kata atau kalimat yang digunakan dalam laporan PTK merupakan kata/istilah baku yang diketahui oleh umum, Paragraf yang tersusun dari buah pikiran yang utuh dengan rumusan kalimat yang memenuhi unsur – unsure kalimat sempurna, Ejaan yang digunakan pada laporan mengacu pada penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

B. SISTEMATIKA PENULISAN PTK
Judul ................
Lembar Pengesahan ................
Surat Pernyataan ................
Kata Pengantar ................
Daftar Isi ................
Daftar Tabel ................
Daftar Grafik ................
Daftar Lampiran ................
Abstrak ................
BAB I  PENDAHULUAN ................
1.         Latar Belakang Masalah ................
2.         Identifikasi Masalah ................
3.         Analisis Masalah ................
4.         Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah …………….
5.         Rumusan Masalah ................
6.         Tujuan Penelitian ................
7.         Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................ 
(Silahkan menggunakan refrensi atau disesuaikan dengan judul yang dibahas)
  1.           ................
  2.            ................
  3.            ................
Dan seterusnnya................
BAB III  PELAKSANAAN PENELITIAN ................
1.         Subjek, Tempat, dan waktu penelitian................
2.         Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran................
3.         Rencana Pembelajaran Pra Siklus................
4.         Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I................
5.         Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II................
6.         Teknik Analisis Data................
BAB IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................
1.         Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran................
2.         Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran................
BAB V  SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT................
1.         Simpulan................
2.         Saran Tindak Lanjut................
Daftar Pustaka................
Lampiran
·  Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing/Kolaborator
·  Perencanaan PTK (Identifikasi Masalah, analisis masalah, alternative pemecahan masalah, rumusan masalah)
·  Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus 1, RPP Perbaikan Siklus 2, RPP Perbaikan Siklus 3 (bila diperlukan)
·  Lembar Obesevasi/Pengamatan Kinerja Guru
·  Jurnal pembimbingan dengan Supervisor 2/Kolaborator
·  Hasil pekerjaan siswa yang terbaik dan terburuk persiklus

C. PENJELASAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis Judul Laporan PTK yaitu: 1) Rumusan masalah singkat dan padat, 2) Menggambarkan Perbaikan Pembelajaran, 3) mencanntumkan materi yang menjadi focus perbaikan pembelajaran, 4) merupakan tindakan yang paling penting dalam upaya perbaikan, 5) Menunjukan subjek penelitian.

Contoh:
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri ......... pada Materi beriman kepada Malaikat melalui metode yang bervarisi.

Abstrak
Bagian ini menyajikan saripati dari penelitian, yang mencakup latar belakang, tujuan dan pelaksanaan penelitian, hasil dan simpulan. Abstraksi ditulis dalam satu paragraf dengan ketikan satu spasi. Abstrak yang baik tidak lebih dari dari setengah sampai satu halaman atau sekitar 200 kata. Abstrak dilengkapi juga dengan 3 kata kunci. (Wardani, 2005).
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bagian ini menguraikan secara singkat alas an dilakukannya penelitian tindakan kelas. Bahan yang digunakan dalam sajian ini adalah hasil studi pendahuluan yang mencakup hasil identifikasi dan analisis masalah serta penentuan alternative fan prioritas pemecahan masalah.
Rumusan Masalah
Bagian ini menyajikan rumusan masalah yang menjadi focus penelitian:
Contoh rumusan masalah dalam kalimat pertanyaan:
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri ............ pada Materi beriman kepada Malaikat melalui metode yang bervarisi?
 Contoh rumusan masalah dalam kalimat pernyataan:
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri ............ pada Materi beriman kepada Malaikat melalui metode yang bervarisi.
Setiap masalah dapat dijabarkan secara lebih khusus, misalnya:
1.  Bagaimana proses penerapan metode bervariasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
2.   Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode bervariasi?
3.    dan seterusnya
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari pertanyaan yang disajikan dalam rumusan masalah.
Contoh:
Mendeskripsikan metode bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri ........................ pada Materi beriman kepada Malaikat.
Manfaat Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan manfaat dari hasil penelitian bagi siswa, guru sebagai peneliti, sekolah, dan institusi pendidikan secara umum.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini diuraikan kajian teori/konsep dan atau hasil penelitian yang relevan dengan variable penelitian. Jika dilihat dari judul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri ........................ pada Materi beriman kepada Malaikat melalui metode yang bervarisi”, sekurang – kurangnya yang diuraikan adalah karakteristik siswa, Metode pembelajaran bervariasi, Media Pembelajaran, Hasil Belajar, Mata pelajaran Pendidikan Agama, dan PTK.
BAB III PELAKSAANAAN PENELITIAN
Subjek, Tempat, dan waktu penelitian
Pada bagian ini diuraikan Subjek penelitian (nama mata pelajaran dan topic), tempat dilakukan penelitian, waktu penelitian per siklus, serta pihak yang membantu penelitian.
Desain dan prosedur penelitian
Pada bagian prosedur penelitian dijelaskan perbaikan pembelajaran dalam bentuk sekenario pembelajaran yang mencakup pendahuluan, langkah-langkah PTK yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi untuk setiap siklus pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dijelaskan tennik analisis data yang digunakan dalam mengolah data yang dikumpulkan. Data dianalisis secara kualitataif atau kuantitatif sesuai dengan jenis data yang telah dikumpulkan. Data siswa berupa hasil belajar di olah dengan cara kuantutatif sementara tanggapan observer diolah dengan cara kualitatif.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, baik dalam substansi, jumlah maupun urutan penyajian. Disajikan pula kelebihan dan kekurangan dari setiap perencanaan dan pelakasanaan setiap siklus pembelajaran. Hasil penelitian tersebut disertai dengan diagram, table, dan atau paparan.
Pembahasan hasil penelitian
Pada penelitian ini disajikan kajian guru terhadap hasil perbaikan pembelajaran yang diperoleh.
BAB V Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
Simpulan
Bagian ini menyajikan simpulan dari uraian penelitian dan pembahasan. Simpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dengan mengacu pada hasil penelitian.
Saran Tindak Lanjut
Bagian ini menyajikan usulan pemikiran guru sebagai peneliti untuk menundaklanjuti hasil penelitian yang diperolah
Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad. Contoh penulisan daftar pustaka yang lazim gaya American Psichology Assosiation (APA):
Sumber Buku Teks:
Nama Belakang penulis, Huruf depan dari nama depan penulis. (Tahun penerbitan). Contoh :
Elliot, J. (1991). Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open University Press.
Sumber Dokumen Negara
Jenis dokumen, Nomor, Tahun, Judul Dokumen.
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sumber Internet
Nama Belakang Penulis. (Tahun terbit). Judul Artikel, diambil tanggal, bulan, dan tahun dari sumber. Contoh:
Joni, T. R. (2006). Pembelajaran yang mendidik. Diunduh 26 Oktober 2007. Dari http://websearch.goodforsearch.info/?pid=2356&r=2015/04/08&hid=9584304458747813232&lg=EN&cc=ID&unqvl=86.
[1] Disampaikan pada Perkuliahan Reguler Mahasiswa PAI semester VI STAI YAPERI Cibinong Kampus 2 Tanjungsari 25 April 2015
[2] Tim FKIP UT, 2014.,Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumber : Asep Irfan Rifa’i., M.Pd