“MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW”
KHATIB : H.M. SIBAWAEH, S.Pd
إنَّ
الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ
أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن
يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ
أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه
ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ
صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Segala puji bagi Allah Swt Yang Maha Agung
lagi Maha Mulia atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga pada saat ini kita masih berada dalam kesehatan dan dapat hadir di
majlis yang mulia ini untuk menunaikan kewajiban shalat jum’at.
Shalawat dan salam kita haturkan kehadirat
Junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan jasa besar beliau
sehingga kita dapat menikmati ajaran yang benar sampai saat ini. Oleh karenanya
mari kita semua bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan berupaya
melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Seorang
muslim berkewajiban untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam seluruh asfek kehidupan
karena memang kehadiran beliu di dunia ini untuk memperbaiki akhalak manusia,
lebih jauh Allah menjelaskan tentang beliau :
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” [Al-Ahzab 33;21]
Ada
beberapa akhlak Rasulullah yang patut kita ikuti sepanjang sejarah kehidupan
beliau, semua ini sebagai bekal hidup, agar kehidupan kita terarah dan hanya
mengacu kepada keteladanan beliau, tidak layak kiranya kita menjadikan bintang
film, pemain sepak bola, penyanyi sebagai teladan, apalagi mereka tidak jelas
arah kehidupannya, inilah akhlak beliu yang kita kedepankan;
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Pertama, beliau
hidup didunia ini semata-mata hanya mencari ridha Allah, tidak ada motivasi
dunia, berupa harta dan kedudukan serta status sosial, walaupun semua itu dapat
diperoleh. Inilah yang dipertanyakan oleh Abu Thalib kepada beliau sehubungan
dengan datangnya serombongan kafir Quraisy menawarkan sesuatu kepada Muhammad,
maka beliau menjawab ;
“Wahai paman, seandainya mereka
meletakkan bulan dipundakku sebelah kiri dan matahari sebelah kananku, agar aku
meninggalkan dakwah ini, sungguh tidak akan berhenti sehingga aku mendapatkan
kejayaan Islam atau aku binasa karenanya.
Kedua, beliau
adalah seorang nabi, setiap perkataan yang keluar dari mulutnya adalah
perkataan yang benar, sehingga bercanda beliaupun tidak pernah keluar
kedustaan, inilah yang diajarkan oleh Allah kepada para nabinya [20;30]. Dengan
berkata benar dan jujur saja firman Allah yang disampaikan Rasulullah banyak
ditentang oleh ummatnya, apalagi beliau berbohong, siapa yang mau mengikuti
risalah ini, itulah peran belaiu di masyarakat mendapat julukan “Al Amin”
artinya orang yang dipercaya segala tindakan dan ucapannya.
Ketiga, peran
nabi Muhammad di dunia ini adalah menegakkan keadilan yaitu sikap dan sifat
yang menempatkan sesuatu sesuai pada proforsinya. Selama ini kezhaliman telah
menyengsarakan rakyat diabaikan, inilah yang sangat dibenci oleh Rasulullah
sehingga keluarlah ucapan beliau, “Seandainya
anakku Fatimah mencuri, maka pasti aku potong tangannya”. Allah berfirman
dalam surat An-Nahl 16;90
“Sesungguhnya Allah
menyuruh, nerlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkran dan permushakan, dia memberi
pengajaran kepadamuagar kamu dapat mengambil pelajaran [An-Nahl 16;90].
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Keempat, beliau
mempunyai sifat jujur dan lurus sehingga para kafir Quraisy lebih senang
menitipan barang kepada Nabi Muhammad padahal mereka sangat membencinya karena
dianggap telah memporakporandakan persatuan mereka dan merusak Tuhan-Tuhannya,
ingat ketika hijrah, itulah makanya Rasulullah menyuruh Ali untuk tidur
dikkamar beliau, sebab tugas Ali besoknya adalah mengantarkan segala barang
titipan tersebut kepada pemiliknya. [33;70-71].
Kelima,
Rasulullah adalah seorang hamba yang senantiasa bersyukur kepada Allah, hal ini
terlihat dari ibadah yang dilakukan, tahajud beliau dilakukan tiap malam
sehingga menggugah persaan Aisyah untuk bertanya, maka beliau menjawab, “ini
semua aku lakukan dalam ujud syukur kepada Allah”. Yang dimaksud dengan disini
adalah membelajakan atau menggunakan sarana hidup yang diberikan Allah untuk kepentingan
yang dikehendaki-Nya.
Allah berfirman dalam surat
Ibrahim 14;7.
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhan Memaklumkan ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nkmat-ku). Maka sesungguhnya azab-ku, maka ssungguhnya azb-ku sangat pedih [Ibrahim 14;7].
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Keenam, kesabaran beliau
dalam menerima ujian sangatlah dipuji dan memang orang yang paling banyak
mendapat ujian dari sekian manusia adalah para nabi sehingga beliau masuk dalam
deretan nabi ulul azmi. Bagaimana perjalanan beliau dalam menyampaikan da’wah
di Yhaif, dikejar dan dilempari dengan batu, pernah pula beliau diludahi,
diancam oleh Da’tsuur dengan pedang terhunus, dikejar oleh Suraqah bin Salul
saat hijrah, serta musibah-musibah lainnya, tapi beliau tetap tegar dan kokoh
menghadapi semua itu.
Ketujuh, ciri
khas Rasulullah untuk tampil didunia ini hanya semata-mata untuk membela Allah,
menegakkan dienul haq yaitu Al Islam, sehingga segala tawaran yang diberikan
kepada beliau sejak dari harta, tahta, wanita semuanya ditepis tanpa ragu dan
takut kepada siapapun.
Kedepalan,
Rasulullah mempunyai akhlak mulia yaitu tegas kepada orang-orang kafir. Bukan
berarti kasar begis kepada mereka, tapi sikap hidup yang jelas, apalagi
berkaitan dengan aqidah tentu tidak ada tawar menawarnya. Hal ini pernah
terjadi ketika beliau diajak untuk menyembah berhala seminggu kemudian kafir
Quraisypun menyembah Allah seminggu secara bergantian.
Dengan
tegas beliau menjawab melalui firman Allah dalam surat Al Kafirun ; 1-6
“Katakanlah :. Hai orang-orang kafir,
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang aku sembah. Dan aku tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku. [Al Kafirun ; 1-6]”
Suatu
ketika Umar bin Khattab memegang selembar kitab Taurat, melihat itu langsung
Rasulullah memerintahkan agar menyingkirkan kitab itu dengan sabdanya,
“Andaikata Musa hadir hari ini disini tentu dia akan meninggalkan itu dan
beriman kepada Al-Qur’an”.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Dia
telah pergi 1400 tahun lalu, meninggalkan untuk kita cinta dan kasih sayang,
nanti kalian akan minum dari telaga itu. “Nabi naik diatas mimbar, aku lihat
ada telaga, kata Nabi, ada telaga (haudh), dan kalian akan minum di sini. Siapa
yang minum dari sana ya Rasulullah?. Ikhwani.. Ikhwani..
Saudara-saudaraku akan
minum dari sini. Kamikah itu Rasulullah.
Enggak, antum asabi. Kalian sahabatku, kalian sahabatku. Yang akan minum nanti
disini nanti “ikhwani” siapa itu ya Rasulullah? Amanu bi walam yarouni. “Mereka beriman kepadaku padahal tak pernah
melihat aku”.
Mudah-mudahan kita termasuk di sana, 14 abad jarak kita dengan
dia, 1440 tahun yang lalu jarak kita dengan dia. Dia sudah memikirkan kita, patah
giginya, berdarah pelipisnya, berdarah kakinya, sahabat berkata, engkau punya
do’a mustajab ya Rasulullah, Engkau punya do’a makbul ya Rasulullah, kau do’a
sekali saja, rata mereka dengan tanah. Kau doa sekali saja, mati mereka ya
Rasulullah, mintakan do’a itu ya Rasulullah, sekali saja engkau berdo’a ya
Rasulullah, akan mati mereka semua kata Rasulullah, tidak.! Do’a itu aku
simpan. Untuk siapa, untuk kalian, nanti di padang mahsyar. Aku simpan do’a itu
nanti, syafaatan lil ummati, dia
pikirkan kita 14 abad yang lalu.
Benarkah kita sudah
mencintainya.?