Jumat, 15 Februari 2019

KHUTBAH JUM’AT - "HIKMAH DIBALIK MUSIBAH"

"HIKMAH DIBALIK MUSIBAH GEMPA LOMBOK"

KHATIB : H.M. SIBAWAEH, S.Pd

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Segala puji bagi Allah Swt Yang Maha Agung lagi Maha Mulia atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada saat ini kita masih berada dalam kesehatan dan dapat hadir di majlis yang mulia ini untuk menunaikan kewajiban shalat jum’at.
Shalawat dan salam kita haturkan kehadirat Junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan jasa besar beliau sehingga kita dapat menikmati ajaran yang benar sampai saat ini. Oleh karenanya mari kita semua bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dengan berupaya melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sidang Jum’at Rahimakumullah
Menjalani hari-hari kehidupan ini. Walaupun dalam suasana ujian dan cobaan yang ditimpakan kepada kita semua tidak lantas membuat kita berhenti untuk selalu memuji Allah SWT dan bersyukur atas anugerah segala nikmatnya.
Tidak ada perbuatan yang indah jika suatu bala bencana menimpa kaum Muslimin melainkan mereka menghadapinya dengan sabar dan tentunya selalu banyak-banyak memohon ampunan kepada Allah SWT dan bertaubat atas kesalahan dan dosa yang pernah di lakukan.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. [QS At-Tahrim].

Tentunya semua kita berharap semoga kejadian semua ini bukanlah azab dari Allah SWt, karena jika semua ini azab, maka binasalah kita semua. Semoga ini adalah ujian yang membuat kita mengerti dan menyadari dengan kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan dan membawa kita agar selalu bertaubat. Hanya dengan taubatlah musibah yang melanda kita akan terlepas.
Keadaan yang kita alami sekarang ini adalah gambaran kecil dan secuil dari gambaran tanda-tanda kiamat qubra.
 Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 1-2
  
“1. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
2. (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” 
(QS. Al-Hajj: 1-2)

Sidang Jum’at Rahimakumullah
Mari kita gunakan kesempatan hidup yang diberikan kepada kita ini untuk memohon ampunan kepada Allah SWT dan bertaubat kepadanya, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang Allah SWT akan kehendaki selanjutnya pada kita semua, karena sudah berapa banyak Allah SWT membinasakan suatu kaum pada zaman dahulu dikarenakan sikap dan sifat mereka yang selalu melampui batas sebagian kaum yang ditenggelamkan dan sebagian lagi ada yang dibinasakan dengan ditimbun kedalam dasar bumi.
Namun walaupun kita dalam keadaan penuh salah, khilaf dan mengalami persaaan resah, gelisah hendaknya kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah kaum Nabi yunus A.s yang semestinya mereka semua benar-benar akan diadzab malah azab yang menimpa mereka sangat terlihat jelas diatas kepala mereka. Namun mereka dengan persaaan yang tidak menentu, bersedih dan takut sambil menangis tersedu-sedu dan tersungkur serta mereka memohon ampun kepada Allah SWT dan menyatakan beriman kepada nabi yunus A.s. hingga Allah SWT kasihan kepada mereka dan melepas azab itu dan mereka semua selamat.
Mudah-mudahan kita semua dijadikan sebagai hamba yang mau bertaubat dan diselamatkan dari huru hara dunia dan akhirat.

Duhai "Gempa #26"
 Malam itu, Ahad (5/8/2018, di waktu 'Isya) santriwati sebuah Pondok Tahfizhul Qur'an tengah berkumpul di sebuah ruang asrama. Tiba-tiba bumi mengamuk dahsyat. Memuntahkan energi setara 7.0 magnitudo. Tembok-tembok asrama mulai retak menjalar. Tak ada waktu lagi membuka satu-satunya pintu yang tengah tertutup rapat. Maut di depan mata. Anak-anak perempuan penghafal Al-Qur'an itu akan terkubur hidup-hidup reruntuhan bangunan. Tiba-tiba salah satu sisi tembok, ambruk. Ambruk sebagian. Membentuk lubang menganga di tengah. Seluruh santriwati keluar melalui lubang tembok tersebut. Sesaat kemudian, bangunan asrama ambruk berkalang tanah. Mereka semua selamat.
Empat hari berselang....
Siang hari, Kamis (9/8/2018, 13.25 Wita), seorang karyawan berada dalam sebuah gedung tempat ia bekerja. Bersama kawan-kawannya. Tiba-tiba bumi berguncang hebat. Menggelegarkan magnitudo 6.2. Dia lari menyelamatkan diri. Kawan-kawannya tertinggal di dalam. Sesampai di luar, sebagian atap bangunan rubuh menimpa kepalanya. Bukan lari dari maut, ternyata dia lari menjemputnya. Kawan-kawan yang masih di dalam, justru selamat.
Dua kisah nyata yang berbeda. Di satu pulau yang sama. Lombok. Mengisahkan satu kesimpulan yang sama pula. Bahwa kematian, saat dia datang, tak ada celah untuk mengelak. Manakala belum waktunya ia menghampiri seseorang, sepasti apapun "matematika kematian", takkan mampu merenggut kehidupan.
Hei gempa...!! kau itu makhluk Allah. Kami juga. Kita sama-sama berada di bawah langit kerajaan-Nya yang Maha Luas. Kau itu hamba, kami juga hamba. Kau tunduk di bawah titah-Nya, kami juga menyerah pasrah di hadapan kedigdayaan-Nya. Kau tidak datang semaumu, kau datang atas perintah-Nya. Kau tidak datang karena kemarahan "Penunggu Rinjani". Kau tidak datang karena Rinjani akan "disucikan" oleh para "tetua" nggak jelas itu. Kau datang sekehendak Rabbmu yang juga Rabb kami. Allah... Allah... Jalla jalaaluh.
Jangankan Lombok yang kecil dan mungil ini. Semesta langit dan bumi pun, akan hancur sirna jika Allah tidak menahannya:
  
“Sungguh, Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap; dan jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. [QS. Fathir: 41]

Kau, duhai gempa, juga tidak datang demi mengiyakan ramalan si dajjal tukang ramal. Kau tidak datang karena prediksi ini dan itu yang tak berdasar. Kau tidak datang demi membenarkan omong kosong tukang cocokologi (yang mencocok-cocokkan kejadian gempa dengan tanggal 26). Kau datang karena perintah Rabbmu. Maka tak ada tempat berlari dari siksa-Nya, kecuali berlari kembali kepada-Nya.
   
Maka berlarilah kalian (segera) menuju Allah. [QS. adz-Dzaariyaat: 50]

Kedatanganmu wahai gempa, tak sedikitpun mempercepat ajal kami. Tanpa kehadiranmu, ajal kami pun tak bisa ditangguhkan barang sesaat. Yang ditakdirkan terluka, ya terluka. Yang ditakdirkan selamat, ya selamat. Yang ditakdirkan mati, ya mati. Bahkan di posko yang aman pun tiba-tiba seseorang bisa menjadi mayit. Si mayit justru bukanlah korban gempa yang dibantu, tapi relawan yang membantu.
Jika saatnya tiba, kematian tak pandang bulu, tak dibatasi tempat dan waktu. Jika belum saatnya, seribu hentakan lempeng Flores sekalipun, takkan mampu merenggut jiwa kami, bahkan takkan mampu melukai kami sedikitpun jika itu tidak ditetapkan oleh Rabb kami.

“Katakanlah (wahai Muhammad ), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”
[QS. at-Taubah: 51]

1 komentar:

  1. Mohon kiranya posting komentar, sebagai penyemangat penulis dan penyaji dalam mengembangkan sebuah karya tulis yang sekira bermanfaat sebagai refrensi dalam membuat sebuah karya. Baraqallah - terimakasih.

    BalasHapus