HIMMAH adalah gejolak yang terus bergelombang, angin puyuh yang bergulung-gulung. Dia adalah lompatan ke puncak, dan terbang ke angkasa.
Himmah adalah hati yang bergolak, jiwa yang selalu bergejolak, cita-cita yang memandang jauh ke depan. Barangsiapa yang dikarunia Himmah, maka semangatnya akan membawa dirinya berkelana walaupun dia tinggal di tempatnya. Dengan bermodalkan Himmah, seseorang akan mampu melakukan perjalanan yang jauh, walaupun dia duduk di rumah.
Karenanya, belajarlah untuk berpacu dengan waktu, berkompetensi dengan malam-malam yang terus berlalu, segeralah, karena anda telah tergerus malam dan tertelan siang.
Jalan yang panjang satu mil, bisa ditempuh dengan satu langkah. Kura-kura bisa menang atas serigala karena dia terus melakukan perjalanan dengan tekun walaupun dia melangkah sangat lambat. Sebab serigala menggantungkan diri pada kecepatan langkahnya, sehingga dia terpaku diam.
Tali itu memberi bekas pada batu karena terus menerus digoreskan. Gunung menjadi berlunak karena air itu terus-menerus menetes. Barang siapa yang tekun dan rajin, maka dia akan tumbuh berkembang.
Wahai orang-orang yang mengerti ucapan, janganlah anda berdiam diri di tempat, sebab burung telah terbang dari tempat tidur di pagi hari untuk mencari rezeki, dan biawak keluar dari lubang persembunyiannya untuk mencari makanan. Apa yang anda tunggu?
Bangkitlah kemedan kerja usir kekosongan, berkopetensilah dengan roda zaman, berdesakanlah dengan orang-orang yang sedang berdesakan.
“ Jalanlah dengan cepat
Sebab kematian di belakangmu berlari cepat
Tidak mungkin, tidak mungkin akan selamat
Jika hanya nerlambat-lambat”
Diantara tabiat alam adalah tumbuhnya pepohonan, merekahnya bunga-bunga, dan mengalirnya air. Alangkah jeleknya manusia yang mampu mendengar dan melihat, namun jiwanya tidak bisa bangkit, tidak bergerak untuk aktivitas dunia, tidak pula untuk amal akhirat. Dia termakan kantuknya sehingga malam-malamya sama dengan siangnya, tanpa ada beda.
Manusia itu dalam bentuknya, dalam rupanya, dagingnya, darahnya sama mereka hanya berbeda dalam semangat sehingga satu dari mereka di anggap sama dengan ribuan manusia.
Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam di beri pilihan antara dunia dan akhirat dan dia memilih akhirat. Dan dia berseru “Kupulih Ar-Rafiq Al-A’laa.[1] Dia mengarahkan kita untuk mengejar surga Al-A’laa yakni surga yang tertinggi. Abu Bakar Radhiyallahul Anhu menanyakan padanya “Apakah ada seseorang yang dipanggil dari delapan pintu surga?” Rasulullah bersabda, “ya aku berharap engkau menjadi salah satu dari mereka.[2] Rasulullah tidak meneyebutkan itu kecuali karena ketinggian semangat. Sebab Abu Bakar termasuk salah seorang yang sangat rajin melakukan shalat, melakukan puasa, senantiasa berdzikir kepada Allah dan senantiasa bertindak di jalan-nya.
Umar Radiyallahu Anhu tidaklah tidur pada malam hari kecuali sangat sedikit. Dia berkata, “Andaikata kata aku tidur pada siang hari, maka sia-sialah rakyatku dan andaikata aku tidur pada malam hari, maka sia-sialah diriku.”
Utsman Radiyallahu Anhu telah membeli dirinya-dengan berinfak di jalan Allah, Penj.-dari Allah beberapa kali.
Dunia dibentangkan pada Ali Radiyallahu Anhu, namun dia menolaknya dan dia mencukupkan diri dengan roti dari gandum dan pakaian yang kumal.
Sementara itu Masruq bin Al-Ajda’ menunaikan ibadah haji, dan dia tidak tidur saat kecuali dalam keadaan sujud.
Said bin Al-Musayyib selalu datang ke masjid sebelum adzan dikumandangkan dan selama enam puluh tahun dia tidak pernah ketertinggalan takbiratul ihram.
Sebagian ulama membagi malam-malam mereka menjadi tiga bagian : Seperti untuk tidur, sepertiga untuk tahajjud, sepertiga lainnya untuk belajar ilmu. Ibnu Aqil Al-Hambali di sela-sela masa senggangnya mampu mengarang buku “Al-Fuun” dalam tujuh ratus jilid. Sementara itu Al-Muzanni membaca buku “Ar-Ruisalah” karya Imam Asy-Syafi’I sebanyak lima ratus kali. Bahkan di antara mereka ada yang mampu mengulang membaca Shahih Al-Bukhari sebanyak puluhan kali.
Imam An-Nawawi tidak pernah tidur, kecuali dalam keadaan sangat darurat. Sementara itu Atha’ bin Abi Rabah menuntut ilmu di Masjid Harum dan dia tidur di tempat itu selama tiga puluhan kali.
Jabir bin Abdillah Radiyallahu Anhu melakukan perjalanan dari Madinah ke Mesir selama sebulan penuh untuk menuntut satu hadits saja.
Milik Allah-lah mutiara semangat, alangkah agungkan dia dan alangkah indahnya.
Dikatakan pada ja’lan, “Kenapa engkau dicoba dengan penghinaan seperti ini?” Dia berkata, “karena Himmahku telah menurun.”
Orang-orang bijak berkata, “Manusia itu dinilai dari bobot semangat dan bukan dari hartanya.”
Singa itu tidak pernah memakan bangkai, sehingga binatang-binatang takut padanya, sementara babi makan kotoran dan makanan yang busuk, karenanya dagingnya diharamkan dimakan.
Anjing pemburu yang dilatih buruannya halal, sementara buruan anjing yang tidak terlatih untuk berburu hasil buruannya haram.
Tatkala fajar terbit, maka akan tampkak jelas keuntungan dari kerugian. Barang siapa yang bangun malam, maka dia akan bangun pagi dengan penuh aktivitas, jiwa segar dan hati yang penuh semangat dan penuh pahala. Barang siapa yang seluruh malamnya hanya digunakan untuk makan, dia akan bangun pagi dengan jiwa yang kotor, malas-malasan, kehilangan pahala dan kelihatan tidak bergairah. Alangkah banyak tidurnya orang-orang yang malas, sehingga tidak memberikan manfaat kesehatan bagi badan mereka, dan tidak pula membawa kebaikan pada agamanya.
Shalatlah, bertasbihlah, belajarlah, berfikir dan bekerjalah. Kini matahari umur telah berada di atas pucuk-pucuk pohon korma. Sementara di dalam kuburan tidak ada lagi kesempatan untuk beramal, tidak ada lagi masjid untuk shalat, tidak ada lagi perpustakaan untuk membaca. Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala.
ﻭ ﺤﻴﻝ ﺒﻴﻨﻬﻡ ﻭ ﺒﻴﻥ ﻤﺎ ﻴﺸﺘﻬﻭ ﻥ ﴿۵۴﴾ [ﺴﺒﺄ : ۵۴}
“Dan dihalangi bagi mereka dengan apa yang mereka ingini.”
(Saba’ : 54)
Coba keluarkan orang-orang terhormat di dalam kubur, betapa banyak para pemberani yang meninggal di dalamnya. Sesungguhnya di dalam perut kuburan ada rahasia dan kabar, sementara Al-Qur’an menyeru, “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-ku hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah : 197).[*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar