Dalam berpuasa ada beberapa kewajiban yang harus kita pahami. Berikut ini akan kami jelaskan kewajiban-kewajiban tersebut, dengan harapan semoga Anda semua dapat mengingat nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
1. Hendaknya kita memahami bahwa Allah hendak menguji keimanan kita melalui ibadah puasa. Allah ingin mengetahui apakah kita beriman kepadanya atau tidak?
“Alif laam miim. Apakah manusia itu terus mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “kami telah beriman.” Sedang mereka tidak di uji lagi? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut : 1-3).
Allah maha mngetahui siapa saja yang benar-benar berpuasa dan yang tidak. Ibadah puasa adalah ibadah rahasia antara anda dan Allah.
Shalat pun merupakan ibadah antara diri anda dengan Allah, akan tetapi. Orang-orang akan melihat shalat anda, karena anda melakukannya secara berjamaah. Demikian halnya dengan ibadah haji. Namun, puasa adalah rahasia yang tidak ada orang lain yang melihat amal anda kecuali Allah. Oleh karena itu, wahai saudara-saudaraku, pahamilah rahasia ini dan hendaknya kita selalu menyadari bahwa tidak ada pengawas, penegur, dan saksi segala gerak amal kita selain Allah.
2. Hendaknya kita berpuasa dengan diiringi niat. Tidak ada pahala bagi orang yang melakukan ibadah tanpa niat. Sebagaian orang melakukan ibadah, shalat, atau puasa karena mengikuti kebiasaan keluarga. Orang-orang banyak melakukan ibadah puasa dengan alasan karena orang lain pun berpusa. Ia melakukan ibadah haji karena orang lain pun melakukan ibadah haji. Ia berusaha mensucikan diri karena orang lain pun mensucikan diri mereka. Sikap seperti ini adalah taklid yang tidak layak diikuti ketika beribadah kepada Allah. Dalam beribadah puasa hendaknya diiringi dengan niat.
Jika datang waktu terbenam matahari maka hendaknya anda berniat bahwa anda telah melalui hari yang agung dalam hidup anda itu dengan berpuasa karena Allah. Oleh karena itu, hendaknya anda mengucapkan. “Ya Allah karena-Mu lah aku berpuasa, dengan rezeki dari-Mu lah aku berbuka puasa. Terimalah ibadah dariku ini. Sungguh engkau maha mendengar lagi maha mengetahui.” Niatkanlah makanan yang anda makan sebagai sumber energi yang akan memanfaatkan untuk ketaatan kepada Allah. Ketika menyantap sahur niatkanlah anda memohon pertolongan untuk melakukan puasa di siang hari. Mohon ampunlah kepada Allah ketika melakukan santap sahur karena anda akan melakukan ibadah puasa di siang hari yang baru. Ketika melaksanakan shalat tarawih bersama kaum muslimin lainnya setelah melakukan ibadah shalat fardhu hendaknya anda meniatkan diri untuk mempersembahkan ibadah tersebut kepada Allah, bukan untuk tujuan memperoleh pujian dari orang lain. Sugguh orang yang musyrik kepada Allah maka Allah akan meninggalkan orang itu bersama kemusyrikannya.
3. Jangan menghabiskan waktu puasa dengan tidur. Sebagian orang ketika masuk bulan suci Ramadhan banyak yang menghabiskan waktu siangnya dengan tidur. Orang seperti itu tidak akan dapat merasakan makna puasa, tidak menikmatinya dan tidak memahami makna lapar dan dahaga. Jika seperti ini dimanakah rahasia ibadah puasa. Ia hanya menghabiskan waktunya dengan tidur. Dari mulai Subuh hingga Zhuhur, setelah Zhuhur dilanjutkan hingga Ashar, lalu di lanjutkan hingga menjelang Maghrib. Jika ibadah puasa dilakukan sepeti ini, dimanakah letak nilai ibadah puasa? Dimanakah nilai ibadah dari ibadah puasa? Sebaliknya, dia menghabiskan waktu malamnya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak di ridhai oleh Allah.
Tidaklah wajar menghabiskan waktu siang dengan tidur. Sedangkan waktu malam dihabiskan dengan perbuatan yang sia-sia dan hanya melakukan kegiatan yang semestinya tidak perlu dilakukan. Sebagian orang ada yang menghabiskan waktu malamnya di bulan Ramadhan dengan duduk-duduk di tempat yang tidak di ridhai oleh Allah, seperti di kafe, klub-klub malam, dan bersantai dengan kawan-kawan yang berperangai buruk. Mereka juga menghabiskan waktu malamnya dengan melakukan ekgiatan yang hanya menyia-nyiakan waktu saja dan jauh dari zikir kepada Allah.
4. Hendaknya orang yang berpuasa memperbanyak membaca Al-Qur’an. Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana bulan diturunkannya Al-Qur’an. Imam malik membiasakan diri menutup buku-bukunya dan bergegas membuka mushaf Al-Qur’an, menghentiakn aktivitas fatwa dan membuka majelis diskusi dengan orang-orang di bulan suci Ramadhan. Dia mengatakan “Ini adalah bulan Ramadhan, bulannya Al-Qur’an.” Dia menetap di dalam masjid hingga bulan Ramadhan berakhir.
Imam Ahmad ibn Hanbal adalah seorang yang zuhud, ahli ibadah, alim, dan pemimpin kaum ahlussunnah. Jika masuk bulan suci Ramadhan dia akan segera memasuki masjid dan menetap di sana. Di dalam masjid itu dia menghabiskan waktunya dengan memohon ampunan dan bertasbih. Jika wudhunya batal dia segera memperbarharui wudhunya itu. Dia tidak pulang kerumah kecuali jika ada hal-halpenting, seperti : makan, minum, ataupun tidur. Demikianlah dia terus melakukan hal seperti itu hingga bulan suci Ramadhan berakhir. Dia pernah berkata pada orang banyak. “Ini adalah bulan penghapus segala dosa. Kami tidak ingin melakukan perbuatan maksiat, kesalahan, dan dosa seperti di bulan-bulan lainnya.”
Ada beberapa sunnah yang di anjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan ini, seperti membaca Al-Qur’an. Sebagai salah seorang anggota umat Islam. Anda adalah pemilik kitab suci Al-Qur’an, jika bukan anda sendiri yang membaca Al-Qur’an siapa lagi yang akan membacanya? Apakah kalian menunggu orang lain membaca Al-Qur’an, sedangkan anda sama sekali tidak mau membacanya dengan rutin dan penuh penghayatan? Tidak. Anda semualah pemilik kitab suci Al-Qur’an. Kita tidak mungkin akan berada di jalan yang lurus dan memperoleh petunjuk kecuali dengan membaca Al-Qur’an.
Sungguh Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’ : 9) [].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar