Kamis, 11 Agustus 2011

Ramadhan, Bulan Kebajikan Dan Silaturahim


Hati orang yang berpuasa akan tunduk, jiwanya merendah, dan rasa kasih sayang yang ada dalam dirinya kian bertambah, orang yang paling berhak memperoleh kasih sayang, kebaikan, dan dihubungkan tali silaturahimnya dari orang yang berpuasa adalah kerabat dan saudara-saudaranya.
Ramadhan menjadi pengingat bagi seorang muslim bahwa dirinya masih memiliki kerabat, famili, dan saudara. Sehingga dia mengunjungi mereka, menyambung kembali jalinan silaturahim, berbuat baik kepada mereka, dan mengasihi mereka.
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan tuliskan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad : 22-23).
Memutuskan hubungan silaturahim termasuk dosa besar, kesalahan yang paling berbahaya, dan kekhilafan yang paling bermudharat. Sedangkan, menyambungnya termasuk perbuatan yang paling baik dan amal saleh yang paling besar.
“Ketika Allah menciptakan hubungan silaturahim dia menggantung di atas arasy dan berkata,’Inilah tempat bagi orang yang tidak memutuskan tali silaturahim. ‘Allah berfirman,’Rhidakah kamu jika aku menjalin hubungan dengan orang yang menyambung hubungannya denganmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskan hubungannya denganmu?’ Ia menjawab, ‘Ya’ Allah berfirman,’Baiklah.’ (HR. Bukhari-Muslim).
“Orang yang menyambung hubungan tali silaturahim bukanlah orang yang memberikan hadiah, tapi jika orang yang jika diputuskan hubungan silaturahim oleh orang lain maka ia segera menyambungnya.” (HR. Bukhari).
Ada seseorang berkata kepada Rasulullah, “Rasulullah, aku memiliki kerabat. Aku berusaha menjalin hubungan silaturahim sedangkan mereka memutuskannya. Aku berusaha bersikap baik kepada mereka meski mereka bersikap buruk terhadapku. “Rasulullah kemudian bersabda, “Jika kamu memang benar seperti yang kamu katakan, maka kamu seakan-akan telah memberi mereka makanan berupa abu yang panas, Allah akan menjadi penolongmu.” (HR. Muslim).
Mayoritas kerabat Rasulullah menjadi musuhnya, hanya sebagian kecil yang menjadi sahabatnya. Mereka mengusir Rasulullah dari kampung halamannya, menyiksa, memberikan tekanan, dan memeranginya. Ketika Allah memberikan pertolongan kepadanya, dia malah memberikan ampunan kepada mereka. Tak pernah ada yang memiliki akhlak seperti Rasulullah.
Silaturahim dapat menambah usia semakin berkah, menyucikan diri, menambah pahala, dan melipatgandakan ganjaran. Silaturahim itu salah satu tanda sempurnanya keimanan seseorang, tanda bahwa seseorang takut terhadap yang maha pengasih dan suka melaksanakan perintah al-Qur’an. Silaturahim juga dapat menjaga seseorang dari keburukan, kesusahan di dunia dan di akhirat, dan akibat buruk.
“Sungguh Allah memerintahkan kepadaku untuk menyambung tali silaturahim dengan orang yang memutuskan hubungannya denganku, mengampuni orang yang zalim kepadaku, dan memberi orang yang tidak mau memberi kepadaku.” (HR. Ahmad).
Rasulullah bersabda kepada Uqbah ibn Amir, “Uqbah, sambunglah hubungan dengan orang yang memutuskan hubungannya denganmu, berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu, dan ampunilah orang yang berlaku zalim terhadapmu!” (HR. Ahmad).
Hubungan yang paling mulia adalah berbakti kepada kedua orangtua, mengasihi mereka, memuliakan, mendo’akan, mentaati mereka selama dalam ketaatan kepada Allah.
“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik  pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Tuhan, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’ : 23-24).
Seseorang datang menghampiri Rasulullah dan berkata, “Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” Orang itu kembali bertanya, “Lalu siapa?” Dia menjawab, “Ibumu.” Orang itu kembali bertanya, Lalu siapa?” Dia menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari-Muslim).
Puasaa merupakan latihan melakukan kebaikan dan menyambung hubungan silaturahim. Puasa itu sendiri merupakan pusat akhlak, sumber kasih sayang, dan tali rasa cinta. Orang yang berpuasa maka jiwanya akan menjadi lembut, jiwanya menjadi suci, perasaannya menjadi halus, dan sikapnya menjadi lembut. Pada bulan ini kita akan kembali kepada kerabat kita dan mengunjungi mereka dengan perasaan kasih, mendo’akannya, dan terus menyambung hubungan dengan mereka. Allah tidak akan pernah menghapus pahala orang yang telah berbuat baik.
Ya Allah, berikan pemahaman agama yang baik kepada kami, teguhkan kami dalam melaksanakan suanh pemimpin orang-orang yang bertakwa, dan berikan kami petunjuk menuju jalan yang lurus. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar