Banyak orang yang berpuasa melakukan kesalahan, karena tidak memahami ajaran agama Allah dalam berpuasa. Banyak sekali di antara mereka yang tidak mengetahui apa saja yang dapat membatalkan, mengurangi pahala, dan merusak puasa mereka. Mereka juga tidak mengetahui sunnah puasa, hal-hal yang diperbolehkan, diwajibkan, dan diharamkan.
“Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Allah akan memberinya pemahaman agama.” (HR. Bukhari-Muslim)
Jadi, orang yang tidak memahami ajaran agama dan tidak mau menanyakan permasalahan yang berkaitan dengan ajaran agamanya, maka orang itu tidak dikehendaki baik oleh Allah.
“Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’ : 7)
Yang dimaksud dengan orang yang berilmu di sini adalah para ulama. Setiap muslim yang ingin menyembah Allah secara benar berhak bertanya mengenai apa saja yang ia tidak ketahui mengenai ajaran agamanya. Dia juga harus berusaha menuntut ilmu dan tetap menjaga pemahaman terhadap ajaran agamanya.
Sebagian orang yang berpuasa ada yang terjerumus dalam perbuatan dosa besar yang dapat merusak puasa mereka dan membuat shalat mereka sia-sia. Di antara perbuatan yang dapat merusak puasa adalah perbuatan ghibah. Penjelasan mengenai hal ini telah dijelaskan, yaitu pada penjelasan tentang bagaimana lidah berpuasa? Perbuatan lain yang juga merusak puasa adalah sikap mengadu domba, berkata keji, mengejek, melaknat, dan dosa-dosa lainnya yang biasa dilakukan oleh lidah.
Yang termasuk kesalahan dalam berpuasa adalah sikap berlebihan dalam hal makanan yang disediakan tidak berlebihan dan cukup orang yang ada. Biasanya orang yang berpuasa banyak menyediakan jenis-jenis makanan untuk berbuka dan santap sahur. Selain itu, biasanya mereka juga menyediakan makanan atau minuman yang mahal-mahal. Mereka menyediakan berbagai makanan yang manis dan asin, namun makanan itu hanya sedikit saja yang dimakan. Sedangkan sisanya di buang begitu saja ketempat sampah. Sikap seperti ini sama sekali bertentangan dengan petunjuk ajaran Islam yang benar.
“Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan! Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf : 31)
Segala sesuatu yang sifatnya melampui kebutuhan dan merusak diri, maka dapat dikatakan sebagai sikap berlebihan dan tercela. Sikap seperti itu tidak diridhai oleh Allah.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sungguh pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan dan syetan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ : 26-27)
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah diantara yang demikian.” (QS. Al-Furqan : 67)
Pasar-pasar pada bulan Ramadhan menjadi ramai dikunjungi para pembeli. Mereka semua sibuk membawa berbagai makanan dan minuman yang sebenarnya masih cukup untuk sepuluh keluarga.
Padahal diujung kota sana ada keluarga yang mati karena kelaparan. Mereka bertahn hidup hanya dengan sepotong roti, tidur ditempat yang kotor, berselimutkan debu dan pasir, dan hanya dinaungi oleh langit.
Tujuan dari puasa adalah mengosongkan tubuh dari makanan-makanan yang merusak pencernaan, yaitu dengan cara mengurangi makanan. Bagaimana tujuan seperti ini dapat terwujud bagi orang yang berlebihan dalam makan dan minum ketika berbuka dan bersahur?
Banyak sekali orang yang berpuasa menghabiskan waktunya di siang hari dengan tidur. Mereka melakukan itu agar tidak tersiksa lapar. Di antara mereka bahwa ada yang tidak bangkit dari tidurnya kecuali ketika waktu shalat saja, setelah shalat mereka kembali tidur. Mereka menghabiskan waktu siangnya dengan bermalas-malasan, sedangkan waktu malamnya di gunakan untuk bergadang.
Tidur yang panjang tidak akan memperpanjang usia
Begadang yang lama pun tidak akan mengurangi usia
Hikmah dari perintah berpuasa adalah agar orang yang berpuasa dapat menikmat rasa lapar dan dahaga karena menginginkan keridhaan dari Allah. Orang yang menghabiskan waktu siangnya dengan tidur maka ia tidak mendapat hikmah puasa seperti ini.
Di antara orang yang berpuasa, ada yang melakukan perbuatan makruh, seperti main kartu remi, gaple, bola atau permainan menghibur lainnya yang sebenarnya dapat menyia-nyiakan waktu tanpa ada manfaat.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sungguh kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami.” (QS. Al-Mu’minnun : 115)
“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.” (QS. Al-An’am : 70)
Di antara orang yang sedang berpuasa, ada yang menghabiskan waktu waktu malamnya dengan begadang. Padahal tidak ada manfaat sama sekali. Tidak ada pahala bagi orang yang sedang begadang, jika tidak untuk ibadah, terlebih jika tidak di iringi dengan shalat tahajud.
Di antara kesalahan fatal lainnya yang dilakukan oleh sebagian orang yang sedang berpuasa adalah tidak melakukan shalat secara berjamaah hanya karena alasan yang tidak dapat di terima dan udzur yang tidak semestinya. Sikap seperti ini dapat dikatakan sebagai tanda-tanda kemunafikan. Sikap ini juga merupakan tanda adanya penaykit hati dan matinya jiwa seseorang.
Di antara mereka ada pula yang tidak pernah memegang apalagi membaca al-Qur’an sedikit pun. Memang ia banyak membaca. Akan tetapi bukan al-Qur’an yang ia baca. Ia banyak menelaah, akan tetapi bukan al-Qur’an yang ia telaah.
Di antara orang-orang yang berpuasa, ada juga yang tidak mendidik dirinya sendiri dengan bersedekah di bulan Ramadhan. Ia tidak mau menyedekahkan sebagian hartanya dengan cara memberikan sebagian makanan untuk berbuka puasa bagi orang-orang lain yang sedang berpuasa. Pintu rumahnya selalu tertutup dan tangannya sangat berat untuk memberi kepada orang lain.
“Sesuatu yang dari sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS. An-Nahl : 96)
“Sesuatu yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.” (QS. Al-Baqarah : 110)
Di antara orang yang berpuasa, banyak juga yang tidak melaksanakan shalat tarawih dan bermalas-malasan mengerjakannya. Seolah-olah ia mengatakan bahwa cukup bagiku melaksanakan ibadah-ibadah fardhu saja. Sedangkan dirinya tidak merasa cukup dengan yang sedikit ia peroleh di dunia ini, bahkan selalu mewujudkan yang lebih sempurna.
Orang-orang yang berpuasa juga seringkali membebani keluarga dengan membuat banyak makanan dan minuman sehingga mereka tidak sempat membaca al-Qur’an dan as-sunnah, zikir kepada Allah dan beribadah. Seandainya saja mereka menyiapkan makanan yang sebatas mereka perlukan saja, niscaya akan banyak waktu bagi mereka untuk membekali diri dengan ketaatan kepada Allah.
Ya Allah, tambahkanlah kepada kami keimanan dan janganlah engkau kurangi. Anugerahkanlah kepada kami dan janganlah engkau mencegah anugerah itu. Muliakanlah kami dan jangan menghinakn kami. Ampuni dan maafkanlah kami.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar